TEMPERATURE SENSOR BAGIAN 2
TEMPERATURE SENSOR BAGIAN 2
Termistor berikut memiliki nilai resistansi 10KΩ pada 25oC dan nilai resistansi 100Ω pada 100oC. Hitung penurunan voltase pada thermistor dan dengan demikian tegangan keluarannya (Vout) untuk kedua suhu saat dihubungkan secara seri dengan resistor 1kΩ melintasi catu daya 12v.
Termistor
adalah sensor suhu, yang namanya merupakan kombinasi dari
kata-kata THERM-ally res-ISTOR sensitif. Termistor adalah tipe
resistor khusus yang mengubah ketahanan fisiknya bila terkena perubahan suhu.
Termistor
umumnya terbuat dari bahan keramik seperti oksida nikel, mangan atau kobalt
yang dilapisi kaca sehingga mudah rusak. Keuntungan utama atas tipe snap-action
adalah kecepatan respons terhadap perubahan suhu, akurasi dan pengulangan.
Sebagian
besar jenis thermistor memiliki Negative Temperature Coefficient of resistance
atau (NTC), yaitu nilai resistansi mereka turun dengan kenaikan suhu, dan tentu
saja ada beberapa yang memiliki koefisien temperatur positif (Positive
Temperature Coefficient, PTC), karena Nilai resistansi naik dengan kenaikan
suhu.
Termistor
dibuat dari bahan semikonduktor tipe keramik dengan menggunakan teknologi
oksida logam seperti mangan, kobalt dan nikel, dll. Material semikonduktor
umumnya dibentuk menjadi cakram kecil atau bola yang disegel kedap udara
sehingga memberikan respon yang relatif cepat terhadap perubahan suhu. .
Termistor
dinilai oleh nilai resistifnya pada suhu kamar (biasanya pada suhu 25oC),
konstanta waktu (waktu untuk bereaksi terhadap perubahan suhu) dan rating daya
mereka terhadap arus yang mengalir melaluinya. Seperti resistor, termistor
tersedia dengan nilai resistansi pada suhu kamar dari 10's of MΩ sampai
beberapa ohm saja, namun untuk mengetahui tujuan tipe-tipe tersebut dengan nilai
dalam kilo-ohm umumnya digunakan.
Termistor
adalah perangkat resistif pasif yang berarti kita harus melewati arus yang
melewatinya untuk menghasilkan keluaran tegangan terukur. Kemudian termistor
umumnya dihubungkan secara seri dengan resistor biasing yang sesuai untuk
membentuk jaringan pembagi potensial dan pilihan resistor memberikan keluaran
tegangan pada titik yang telah ditentukan sebelumnya atau nilai misalnya:
Sensor Suhu Contoh
Termistor pada 25 derajat
Termistor pada 100 derajat
Dengan mengubah nilai resistor tetap R2 (pada contoh 1kΩ) menjadi potensiometer atau preset, keluaran voltase dapat diperoleh pada titik set suhu yang telah ditentukan misalnya, keluaran 5v pada suhu 60oC dan dengan memvariasikan potensiometer tingkat tegangan keluaran tertentu dapat Diperoleh pada rentang suhu yang lebih luas.
Perlu dicatat bagaimanapun, bahwa termistor adalah perangkat non-linear dan nilai resistansi standarnya pada suhu kamar berbeda antara termistor yang berbeda, yang terutama disebabkan oleh bahan semikonduktor yang dibuat. Thermistor, memiliki perubahan eksponensial dengan suhu dan karenanya memiliki konstanta suhu Beta (β) yang dapat digunakan untuk menghitung daya tahannya terhadap titik suhu tertentu.
Namun, bila digunakan dengan resistor seri seperti pada jaringan pembagi tegangan atau pengaturan tipe Whetstone Bridge, arus yang diperoleh sebagai respons terhadap tegangan yang diterapkan pada jaringan pembagi / jembatan linier dengan suhu. Kemudian, tegangan keluaran resistor menjadi linier dengan suhu.
Comments
Post a Comment